Jumat, 25 September 2009

Guru yang Memancarkan Energi

Saat ini ada berapa banyak siswa yang apabila sehari saja tak masuk sekolah merasa ada sesuatu yang hilang dan merasa rugi? Bukan takut ketinggalan pelajaran, atau hukuman tetapi lebih dari itu. Saya yakin tak banyak, alasannya macam-macam, namun yang tak boleh dilupakan adalah peran figur sentralnya, guru.

Kemampuan guru menghidupkan kelas adalah factor yang menentukan apakah siswa belajar sesuatu atau tidak. Mungkin Anda berpikir bahwa hal ini hanya sesuai untuk pengajar ilmu social dan bukan ilmu exacta. Sama sekali bukan demikian, pengajar apapun Anda kemampuan Anda menghidupkan kelas adalah kunci agar siswa Anda belajar tentang hal-hal yang Anda ajarkan. Persoalannya bagaimana caranya, itu yang tidak mudah. Banyak buku telah ditulis dan banyak seminar sudah dilakukan membahas masalah ini. Namun tetap saja persoalan ini tak kunjung tuntas. Melalui tulisan ini penulis mencoba share, tentang segala sesuatu yang ada dalam alam berpikir penulis ataupun hal-hal yang secara praktis telah penulis lakukan. Sebagai guru, penulis pun banyak memiliki kekurangan namun tak ada salahnya berbagi.



Dalam sebuah kesempatan ngobrol dengan seorang mahasiswi yang mengambil jurusan FKIP beberapa tahun yang lalu, wawasan saya sedikit bertambah. Saat itu dia mengatakan bahwa profesi guru itu unik, sebab dalam prakteknya ia memberi namun dalam banyak hal dia menerima. Kenapa demikian? Pertama peran guru adalah melakukan transfer of knowledge tetapi bukankah melalui transfer of knowledge itu seorang guru juga belajar dan terus mengasah kecerdasannya. Jika Anda memiliki uang dan uang itu Anda bagikan maka uang Anda akan habis, namun jika Anda memiliki ilmu dan Anda gunakan ilmu itu dengan cara membagikan, bukankah ilmu Anda semakin bertambah. SEpertinya hanya ilmu yang jika tak dipakai akan hilang dan semakin dipakai semakin terasah.




Dia juga menambahkan selain unik guru juga strategis, sebab merah kuning hijau isi kepala seseorang, guru sangat berperan mewarnainya. Jika keliru guru menanamkan nilai maka keliru pulalah seseorang berpikir dan bertindak, demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan pernyataan tersebut jelas betapa sentralnya peran guru bagi pengembangan diri seseorang yang menjadi siswanya.

Saya pernah bertemu dengan seorang teman yang berkali-kali mengatakan bahwa ia masih mampu mengingat beberapa perkataan gurunya. Karena pernyataan sang guru mampu memberinya inspirasi, bahkan ketika guru itu menegurnya. Artinya peran guru tidak hanya sekedar sebagai pentransfer pengetahuan ia berperan lebih dari itu. Sosoknya juga memberi inspirasi atau memotivasi seseorang untuk mencapai tingkat kesuksesannya. Guru yang baik memberitahukan potensi siswanya yang seringkali mereka tidak sadari keberadaannya.


Sebagai agen guru hanya mengantarkan hingga ke gerbang, mengenai bagaimana meraih kesuksesannya, seseorang harus mengasah dirinya sesuai kapasitas yang dimilikinya. Guru yang bijak bahkan mampu mengarahkan peserta didiknya untuk ‘melihat’ masa depan. Pertanyaannya bagaimana menjadi guru yang demikian?

I. Guru yang terus belajarDunia terus berubah, setiap zaman memiliki keunikannya dan seringkali tak bisa disamakan dengan sesuatu yang pernah kita alami. Kehebatan masa lampau tak selamanya dapat dijadikan acuan, nilai-nilai terus bergeser, yang tabu dan tak tabu pun ikut pula berubah.
Anak didik hidup dari setiap zaman yang berbeda, boleh jadi sebagai guru Anda ‘gaul’ persoalannya ‘gaul’ Anda itupun mesti dicermati. Jangan-jangan sudah basi. Sehingga yang terpenting adalah bukan pada bagaimana Anda tampil ‘gaul’ dihadapan siswa Anda tetapi seberapa besar sebagai guru kita ‘gaul’ pada apa yang kita pelajari alias pelajaran yang kita ajarkan.


Saya pernah mendengar seorang teman berusaha tampil variatif di depan kelas tetapi pada akhirnya ia kecewa, sebab siswanya tidak merespon seperti apa yang ia harapkan. Untuk menarik perhatian ia menggunakan joke-joke lucu dan pertalian kata-kata yang unik, namun apa mau dikata joke-joke itu tak dihidupi oleh siswanya. Sehingga ia hanya tersenyum dan tertawa sendirian, konsentarasi dan moodnya mengajar tiba-tiba langsung hilang. Ujung-ujungnya dia balik lagi ke model lama, standar.




‘Menggauli’ pelajaran yang Anda ajarkan dalam kacamata pengetahuan saya adalah bagaimana kita mampu menguasai konsep dasar dari suatu materi. Dengan demikian dengan mudah Anda mampu menentukan sebuah pendekatan yang tentu saja ideal, tidak mesti terpatok pada sistematika baku. Anda mau berjalan mundur, maju atau menyamping semua terserah Anda yang penting esensinya tidak bergeser, sebab yang Anda pegang adalah konsepnya dan bukan kulitnya.




Selain konsep Anda juga mesti memahami telaah konstektualnya, untuk itu Anda mesti rajin mengupgrade diri. Sebab bagaimanapun setiap zaman memiliki kekhasannya, Anda tidak bisa melakukan generalisir dari satu zaman dengan zaman lainnya.
Jadikanlah siswa sebagai sumber belajar Anda, pahami karakteristiknya ikuti cara berpikir zamannya, tanpa Anda kehilangan jati diri Anda dan semangat zaman Anda. Jika Anda mengalami kesulitan, belajar dan terus belajar adalah kata kuncinya.

II. Guru yang selalu persiapan
Persiapan bukan hanya sekedar formalitas bahwa Anda telah membuat Satuan Pelajaran, Program Semester dan sebagainya, tetapi persiapan Anda ingin membagikan apa hari ini. Pancaran perasaan Anda sangat berpengaruh pada kegairahan Anda pada saat berbagi. Anda berhasil membohongi diri Anda mungkin, tetapi Anda tak bisa membohongi atmosfer kelas Anda. Sehingga persiapan yang saya maksudkan adalah persiapan total Anda. Mengenai materi yang akan Anda ajarkan, saya tak meragukan kemampuan Anda, tetapi bagaimana materi itu mampu memberi pencerahan, Anda perlu mempersiapkannya.




Persiapan adalah langkah awal membangun motivasi di dalam diri Anda. Di dalam persiapan Anda mengolah alur berpikir Anda dalam nuansa de javu yang akan membantu Anda mengerti beragam gejala yang akan terjadi. Sehingga melalui hal tersebut Anda sudah dapat mempersiapakan amunisi sebagai bekal Anda menghadapi beragam gejala tersebut.



Persiapan memberi ruang bagi Anda mendialogkan materi, atapun menentukan metode. Anda saya sarankan mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan siswa Anda, sebab dari sanalah kita akan mengawali. Dengan demikian Anda akan memperlakukan setiap pribadi siswa Anda secara special, Anda membutuhkan sesuatu yang terus menerus baru. Karena baru Anda harus mematangkannya terlebih dahulu sebelum pada akhirnya Anda berdiri di depan kelas.
Persiapan Anda secara tidak langsung akan berpengaruh pada rasa percaya diri Anda. Rasa percaya diri Anda saya yakin akan memancarkan energi yang positif bagi kelas yang Anda ajar.

Bersambung……..
Ilustrasi foto diambil dari : http://www.gcs1to1.co.kr/images/lp05.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar